Indodax maintenance itu sudah biasa bagi para member lama-nya. Dalam pengalaman penulis, saat aktif trading di masa Covid-19, yakni antara tahun 2020 hingga awal 2023, platform pertukaran aset kripto terbesar di Indonesia, Indodax itu terlalu sering maintenance (pemeliharaan atau pembaruan sistem).
Indodax Maintenance Terlalu Sering
Indodax maintenance terlalu sering, membuat fitur Chat Room Indodax kerapkali dipenuhi chat live bernada kekesalan, bahkan umpatan dari para member-nya. Umpatan kasar keluar, karena member merasa dirugikan. Rugi, karena sementara proses trading-nya sedang berlangsung seru (ada potensi cuan), tiba-tiba platform tidak bisa digunakan; loading terus, dan tidak bisa diakses lagi manakala dicoba logout dan login ulang.
Jikapun aplikasi dan website-nya bisa diakses (terbuka), pada halaman beranda-nya, muncullah ikon pekerja bertopi proyek, disertai keterangan teks, bahwa aplikasi sedang dalam proses pemeliharaan alias maintenance.
Nanti, setelah beberapa waktu, login berfungsi lagi. Namun, itu membuat Open Position (OP) trading yang semula, tentu telah jauh berubah. Bisa jadi loss banyak, alias member merugi. Saya sendiri pernah mengalaminya di masa-masa itu.
Jadi, tak heranlah, apabila banyak member kecewa berat, dan meletupkan kekesalannya di chat room, dengan umpatan yang kasar.
Sering, umpatan kasar yang dianggap telah melanggar aturan itu mendapatkan sanksi langsung dari admin chat room-nya, berupa pemblokiran sementara akun chat member bersangkutan dalam beberapa waktu tertentu. Namun, itu tidak berarti pemblokiran atau pembatalan sebagai member Indodax – aktivitas trading member yang diblokir terus berlangsung, tetapi ia tidak bisa beraktivitas chatting di chat room selama masa pemblokirannya.
Terlalu seringnya Indodax maintenance, membuat keyword ini pun terbentuk di SEO Tools. Itu artinya, banyak pengguna aplikasi crypto exchange ini mencari jawaban cepat, kenapa Indodax Maintenance…
Indodax Maintenance, Indodax Down
Sebenarnya, pihak Indodax selalu memberikan informasi, via web dan app, manakala akan melakukan proses maintenance rutin-nya. Sejauh yang saya ingat, biasanya itu berlangsung maksimal 2x dalam sebulan. Tapi, memang pernah juga (seingat saya), telah melewati dua bulan, tidak ada maintenance sama sekali.
Terkait Indodax maintenance rutin, biasanya dilakukan di luar peak hours, yakni di atas pukul 00, dan atau sebelum jam waktu kerja di pagi hari (antara pukul 05.00 – 07.00 WIB). Durasi maintenance biasanya tidak lebih dari sejam.
Yang paling sering bikin was-was, saat sebuah token baru rilis di Indodax. Token micin biasanya. Koin berharga murah itu, sering menjadi pertaruhan para trader untuk mencoba meraup cuan sebanyak mungkin dalam durasi waktu pendek (scalping).
Ketika token murah yang baru rilis itu merangsek naik harganya di atas 100%, terjadi buying secara masif. Ini artinya, volume transaksi naik pesat. Inilah yang membuat platform Indodax down – sepertinya, server dimana platform ini berada, tidak kuat menampung jutaan member (hampir 7 juta saat ini) yang trading token yang sama pada waktu yang sama.
Kalau sudah begitu, para member lama sudah tahu ujungnya akan seperti apa: Market terhenti, aplikasi loading terus, dan beberapa detik kemudian, muncullah ikon pekerja bertopi kuning. Hadehhh…
Maintenance Indodax Kali ini Tidak Biasa!
Namun, maintenance Indodax kali ini tidak biasa. Hingga dengan dirilisnya artikel ini, Rabu (11/09/24), pukul 22.20 WIB, kondisi beranda platform (website dan app), masih tampak dua pekerja bertopi kuning.
Sejak sore tadi, pionir platform pertukaran aset kripto di Indonesia ini tidak dapat diakses. Status pembaruan sistem alias maintenance terpampang di laman awal platform. Indodax terindikasi kena hack.
Sebagaimana yang ditulis pada artikel sebelumnya, semua bermula dari laporan perusahaan keamanan Web3, Cyvers Alerts, yang men-tweet di akun X-nya, bahwa telah terjadi 150 kali transaksi mencurigakan pada berbagai jaringan e-wallet Indodax. Semua transaksi tak wajar itu bermuara pada satu e-wallet. Dan, e-wallet ini telah berhasil menampung 14,4 juta USD, atau sekitar Rp 221 miliar (asumsi kurs Rp15.489 per dolar AS), yang lalu mengkonversi token-token itu dalam bentuk Ethereum (ETH).
Pihak Indodax sendiri telah mengkonfirmasi adanya celah pada keamanan sistemnya, dan untuk itu menenangkan para member dengan pernyataan, bahwa dana anggota, baik dalam bentuk rupiah maupun kripto, aman 100%.
Pertanyaannya, jika indikasi Indodax kena hack itu benar adanya, e-wallet siapa yang sukses dibobol maling online itu? Sungguh mendebarkan menanti kepastian dari pihak Indodax terkait nasib dana para member-nya, termasuk saya.
Hanya bisa berharap, dana member betul-betul aman 100%, dan security cyber team Indodax dapat segera memulihkan sistem dengan segera, agar member dapat menentukan langkah terbaik selanjutnya.
GIPHY App Key not set. Please check settings