Pembayaran digital sebagai anak kandung Financial Technology (Fintech), terbukti kian menggerus cara-cara pembayaran yang lama. Hal ini, berdasarkan laporan bulanan Bank Indonesia (BI) belum lama ini. Laporan tersebut disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam konferensi pers, Rabu (21/8/2024).
Berangkat dari laporan BI itu, artikel ini merangkum data terkini perihal perubahan perilaku masyarakat modern terkait cara membayar kebutuhannya.
Pembayaran Digital Menggerus Kartu Debit/ATM

Menurut laporan itu, secara tahunan (yoy), pemakaian kartu debit atau ATM turun cukup dalam, 9,57% (=584 juta transaksi). Sementara itu, pembayaran digital dengan memakai standar kode QR nasional, yakni QRIS, tumbuh pesat hingga 207,5% yoy, dan mencatatkan hingga 51,43 juta pengguna, yang memakai QRIS pada 32,2 juta merchant di seluruh Indonesia.
Luar biasa, akseptasi QRIS saat ini. Padahal, sistem pembayaran digital satu pintu yang dirilis oleh BI pada 17 Agustus 2019 ini terbilang masih sangat baru. Tepat berusia 5 tahun, saat peringatan HUT RI ke-79 kemarin.
Memang, dengan QRIS, pembayaran digital menjadi lebih cepat, mudah dan praktis, terlepas apapun aplikasi digital yang dipakai (dompet digital, mobile banking, dll).
Pembayaran Digital via Uang Elektronik Meningkat

Kurang dari satu dekade ini, cara-cara pembayaran lama, terbukti telah tergerus dengan sistem pembayaran digital atau online.
Beberapa pos kebutuhan rutin bulanan, seperti: Membayar tagihan listrik (PLN), air (PDAM), telepon dan internet (Indihome, First Media, Biznet, dll), TV berlangganan (Netflix, MNC Vision, Disney+ Hotstar, dll), dan BPJS Kesehatan, sudah terbiasa dilakukan masyarakat modern dengan uang elektronik (e-wallet, e-money berbasis kartu, dan e-money berbasis aplikasi e-commerce).
Bahkan, pelunasan cicilan ini dan itu, serta donasi ataupun zakat, bisa di-set untuk tercover rutin dengan pembayaran digital.
Perubahan perilaku cara pembayaran tersebut, terkonfirmasi dengan laporan BI di atas, dimana terjadi peningkatan pemakaian uang elektronik hingga 22,46% yoy (1.272 juta transaksi).
Jadi, secara umum, preferensi orang terhadap pembayaran model baru ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Tren ini, sepertinya akan terus naik, bahkan melesat.
Akhir Kata

Pembayaran digital adalah keniscayaan masa kini dan masa depan – akan terus berlangsung, dan tak dapat dihentikan inovasi, perkembangan, dan penggunaannya. Utilitas penggunaan dan cakupannya akan terus membesar dari waktu ke waktu.
Inilah waktunya penyedia layanan pembayaran digital menancapkan posisinya, dengan memberikan sebesar-besarnya manfaat dan kemudahan bagi para penggunanya; membangun basis pengguna yang loyal.
Sedangkan, pebisnis individu dan institusi yang belum masuk dalam ekosistem dan sistem pembayaran digital ini, mestinya men-setup ulang cara-cara pembayaran model lamanya, agar tidak tergerus teknologi finansial yang telah diterapkan oleh kompetitor. But, decision is yours!
Bagi pengguna dan nasabah, semakin banyak kemudahan dan keamanan layanan yang difasilitasi oleh sistem pembayaran modern ini dalam rupa-rupa aplikasi, dan atau bank digital, serta produk perbankan digital, semakin menciptakan trust dan customer satisfaction. Inilah pengguna loyal dan fanatik yang susah pindah ke lain hati – tidak gampang berganti aplikasi.
GIPHY App Key not set. Please check settings