Anda sedang menimbang investasi properti atau membeli hunian di Lavon Swan City Tangerang? Membeli rumah di Lavon ini memang sangat menarik, tetapi apakah pembangunan Lavon Swan City bermasalah?
Perumahan Lavon Swancity adalah perumahan mewah modern yang berlokasi di pusat kota Tangerang, Banten. Dengan berbagai fasilitas yang mumpuni, tim pengembang berharap bisa menarik perhatian calon penghuni melalui proyek ini.
Hingga saat ini, Lavon Swancity telah mengembangkan tiga area, yaitu: Lavon 1, Lavon 2, dan Lavon 3 (Lavon Daisan)
Janji Manis vs. Realita
Namun, seiring berjalannya waktu, muncul berbagai keluhan dari calon penghuni yang merasa bahwa apa yang diiklankan tentang perumahan ini tidak sesuai dengan kenyataan.
Banyak dari mereka merasa dirugikan karena fasilitas yang dijanjikan tidak terpenuhi.
Calon penghuni yang kecewa mulai menyuarakan keluhan mereka melalui berbagai platform. Dari surat pembaca hingga status di media sosial pribadi, mereka mengungkapkan kekecewaan terhadap Lavon Swancity.
Kondisi ini menciptakan krisis kepercayaan terhadap pengembang Lavon Swancity. Banyak calon penghuni ragu untuk melanjutkan proses pembelian karena ulasan negatif yang tersebar luas.
Tanggapan Pengembang
Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari pihak pengembang terkait keluhan-keluhan tersebut.
Para calon penghuni berharap pengembang segera mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah ini dan memenuhi janji-janji yang telah dibuat.
Keluhan Konsumen Lavon Swan City
Dikutip dari MediaKonsumen.com, banyak konsumen mengeluhkan ketidaksesuaian antara janji dan realita di Lavon Swancity. Keluhan ini berasal dari tahun 2021.
1. Keluhan Hand-Over yang Tidak Sesuai di Lavon 2 Swan City Tangerang
Seorang konsumen bernama Jimmy Prajogo mengungkapkan kekecewaannya mengenai hand-over unit di Cluster Viridia, Lavon 2. Keluhan ini disampaikan melalui surat pembaca di Media Konsumen pada 21 Desember 2021.
Ketidaksesuaian Kitchen Kabinet
Pada 30 Oktober 2021, Jimmy diundang oleh pihak pengembang untuk menghadiri hand-over unitnya. Namun, ia menemukan banyak ketidakcocokan antara janji awal dengan realitas.
Salah satu masalah utama adalah kitchen kabinet.
Janji awal menyebutkan bahwa ia akan mendapatkan kitchen kabinet lengkap dengan top counter dan free bottom, namun kenyataannya Jimmy hanya menerima bottom counter.
Jimmy menyatakan bahwa ini sangat mengecewakan karena kelengkapan kitchen tersebut seharusnya termasuk dalam gimmick atau bonus pembelian unitnya.
Ketika melakukan komplain, pihak pengembang hanya menyarankan agar ia menghubungi bagian marketing. Namun, nomor kontak marketing tidak diberikan kepadanya.
Hand-Over yang Tertunda
Selain masalah kitchen kabinet, Jimmy juga mengeluhkan keterlambatan hand-over. Dalam perjanjian yang ditandatangani, hand-over dijadwalkan pada Desember 2020 dengan tenggang waktu maksimal 6 bulan.
Namun, kenyataannya hand-over tertunda hingga Oktober 2021, atau 4 bulan lebih lama dari yang dijanjikan.
Pihak pengembang menjanjikan kompensasi sebesar Rp25.560.000,00 tunai atas keterlambatan ini. Namun, Jimmy hanya menerima free IPL selama 6 bulan senilai Rp660.000,00 per bulan, yang jika dikalkulasikan hanya mencapai Rp3.960.000,00.
Meskipun Jimmy juga mendapat garansi unit sebesar Rp20.000.000,00 (5 bulan x Rp4.000.000,00), ia masih merasa rugi Rp1.600.000,00 karena garansi unit seharusnya tidak dimasukkan ke dalam hitungan kompensasi.
Komplain yang Belum Ditanggapi
Jimmy telah melakukan komplain ulang mengenai kedua masalah ini, namun hingga kini belum mendapatkan respon positif dari pihak pengembang.
2. Kritik Pedas Terhadap Pelayanan Hand Over Lavon 2 Swancity
Pada 22 Desember 2021, seorang konsumen bernama Rakryan mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelayanan hand over di Lavon 2 Swancity.
Rakryan menyebutkan bahwa pengembang tidak memenuhi janji yang telah disepakati dan bertindak semaunya.
Rakryan meminta pihak pengembang untuk mematuhi semua item yang telah disetujui bersama.
Pengembang yang terus mengulur-ulur waktu tentu akan membuat banyak konsumen merasa tidak puas. Sikap seperti ini juga dapat merusak reputasi pengembang di mata publik.
3. Keputusan Sepihak oleh Tim Developer
Berbeda dari dua kasus sebelumnya, kali ini akun atas nama Riwanto mengalami masalah terkait denda berjalan yang mengakibatkan uangnya terpotong hingga Rp160.000.000.
Masalah ini muncul karena komplikasi dalam pembayaran DP yang bisa diangsur serta pengembalian DP oleh pihak bank akibat kesalahan konsumen.
Riwanto merasa dipingpong oleh pihak pengembang ketika mencoba melaporkan masalah ini.
Konflik Konsumen dan Pengembang
Dalam hal ini, tampaknya kesalahan awal sepertinya berasal dari pihak konsumen, yang kemudian memicu konflik dengan pengembang. Riwanto merasa sangat kecewa dan menyatakan bahwa kesalahan yang terjadi bukan sepenuhnya kesalahannya.
Namun, saat ia mengajukan komplain, terkesan dilempar-lempar. Di sisi lain, ketika kesalahan terjadi pada manajemen pengembang, menurutnya, pihak pengembang menanggapinya dengan santai.
Kekecewaan Konsumen Lavon Swan City
Riwanto menyoroti ketidakadilan dalam penanganan masalah ini. Ia merasa bahwa ketika konsumen melakukan kesalahan, respons dari pengembang sangat tegas.
Namun, sebaliknya, ketika pengembang yang melakukan kesalahan, tidak ada tindakan signifikan yang diambil.
Sumber: https://mediakonsumen.com/2021/12/21/surat-pembaca/kecewa-dengan-pelayanan-hand-over-lavon-2-swan-city-tangerang
Suara Konsumen Lavon Swancity
Dalam setiap bisnis yang berjalan pasti ada konsumen yang puas dan tidak puas. Tentunya setiap keluhan juga memiliki dua sisi antara konsumen dan developer yang perlu diperjelas dan didengar dengan adil.
Untuk setiap keluhan suara konsumen Lavon Swancity yang beredar, pihak developer sudah semestinya menanggapi dan klarifikasi dengan baik dan jelas.
Dan untuk mengatasi masalah ini, memerlukan tindakan tegas dari pihak pengembang untuk segera memenuhi semua kewajiban yang telah disepakati.
Dengan demikian, kepercayaan konsumen dapat dipulihkan dan reputasi pengembang tetap terjaga baik.
GIPHY App Key not set. Please check settings