Kenaikan Tarif Listrik 2024, Masih Subsidi?

Kenaikan tarif listrik 2024 menjadi bola liar yang terus bergulir. Jadi naik atau tidak. Subsidi – nonsubsidi, ataukah hanya golongan pelanggan tertentu.

Bergulirnya isu ini bukan tanpa sebab. Ini berdasarkan penetapan tarif listrik yang dirilis Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebelumnya. Dimana, penyesuaian tarif dilakukan per triwulan. Dan, harga listrik triwulan II (April, Mei, Juni), resmi diberlakukan pada 1 Mei 2024, dan hampir habis di Juni ini. Artinya, tarif listrik Juli akan naik?

Kenaikan Tarif Listrik 2024, Belum Jelas

Jadi tidaknya listrik dinaikkan belum ada kejelasan. Menteri terkait yang ditemui awak media, Arifin Tasrif, merespon singkat, bahwa belum ada rapat tentang itu, dan juga belum ada instruksi apapun dari Presiden.

“Belum ada rapat. Kalau belum ada rapat, belum ada apa-apa,” ucap Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (24/6), seperti dikutip CNBC Indonesia.

 “Nggak ada arahan. Belum, belum. Paling nunggu rapat,”… “BBM, listrik, sama aja. Belum, belum,” sambungnya kepada sejumlah media lokal.

Kenaikan Tarif Listrik 2024, Semua Golongan Tarif?

Jelang usainya bulan Juni, belum ada kejelasan perihal kenaikan tarif listrik 2024, khususnya di kuartal III (Juli, Agustus, dan September). Harap-harap cemas bisa jadi dirasakan pengguna listrik golongan subsidi (Rumah Tangga) dengan tarif 450 VA dan 900 VA.

Apakah pengguna daya listrik 45-900 VA masih akan mendapatkan subsidi sebagaimana periode kuartal II?

Untuk diketahui, penerima subsidi tarif listrik pada kuartal II, yaitu: Pengguna daya listrik 450-900 VA, Kelompok pelanggan sosial (rumah ibadah dan sekolah yang tergolong dalam S1, S2 dan S3), Kelompok bisnis dan industri (B1 daya 450-5.500 kVA, I1 kapasitas daya 450 VA-14 kVA VA, dan I2 kapasitas daya 14 kVA-200 kVA), RSUD dan fasilitas layanan publik lain, dengan kapasitas daya 450-5.500 VA).

Jika semua golongan tarif dikenakan kenaikan tarif listrik 2024 pada periode kuartal III, maka ini tentu saja sangat berat bagi warga +62, apalagi jika BBM subsidi pun mengalami tarif adjusment.

Penutup

Imbas kenaikan tarif listrik 2024 bakal memukul daya beli masyarakat bawah, dan bahkan memicu inflasi, jika kondisi diperparah lagi dengan terjadinya penyesuaian harga BBM subsidi.

Harapannya, kenaikan tarif listrik 2024 untuk kapasitas daya 450-900 VA tidak terjadi, bahkan tidak dinaikkan terhadap semua golongan tarif – ini lebih bagus dalam menjaga stabilitas ekonomi yang kini tumbuh kondusif, pasca badai Covid-19. Kendati di sisi lain, pemerintah masih akan terus menanggung defisit APBN, karena subsidi energi yang kian gemuk akumulasinya kini.